Sebagai bentuk solidaritas Indonesia atas musibah kebakaran yang terjadi di Australia, Indonesia berencana memberikan bantuan berupa dana sebesar USD1 juta beserta tenaga ahli forensik.
"Bantuan ini diberikan berdasarkan hasil konsultasi pemerintah Indonesia dengan pemerintah Australia beberapa waktu lalu. Presiden juga sudah berhubungan dengan PM Kevin Rudd," ujar Dino Patti Djalal Staff Khusus Presiden Bidang Luar Negeri di Kantor Presiden, Rabu (11/2/2009).
Namun demikian Dino belum bisa menjelaskan secara terperinci mengenai berapa jumlah tenaga ahli forensik yang akan diberangkatan dan kapan akan diberangkatkan.
Sementara itu ribuan korban lumpur PT Lapindo yang tergabung dalam Tim 16, Rabu, melakukan aksi demonstrasi ke Kantor Badan Pelaksana Lumpur Sidoarjo (BPLS) di Jln. Gayung Kebonsari, Surabaya.
Dalam aksi yang diamankan oleh sekitar 300 polisi itu, ribuan massa yang datang dengan mayoritas mengendarai sepeda motor, melakukan orasi selama 30 menit yakni sejak pukul 10.00 WIB, kemudian lima perwakilan dari mereka diterima Ketua BPLS, Sunarso.
Setelah itu, Sunarso diajak oleh lima perwakilan korban lumpur itu untuk menemui ribuan massa.
Menurut Koordinator Tim 16, Mujiono, mereka melakukan aksi untuk menuntut realisasi kesepakatan yang disaksikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Kepresidenan pada 3 Desember 2008, bahwa PT Minarak Lapindo Jaya akan membayar kekurangan ganti rugi dengan cicilan sebesar Rp30 juta perbulan.
"Sampai sekarang ada beberapa korban yang sudah menerima, tapi masih banyak yang belum, bahkan banyak yang belum menerima sama sekali," katanya.
"Mereka seharusnya sudah menerima untuk tiga bulan, mulai Desember 2008 hingga Februari 2009 sebesar Rp90 juta dan akan berakhir bila kekurangan ganti rugi sudah terpenuhi," katanya dan menambahkan bahwa jumlah ganti rugi yang diterima korban lumpur bermacam-macam, ada yang Rp90 juta sampai Rp120 juta/KK.
"Ditambahkan pula dalam janji tersebut, bahwa korban lumpur akan diberi bantuan uang kontrak rumah sebesar Rp2,5 juta sampai kekurangan ganti rugi terbayar, tapi uang kontrak pun masih banyak yang belum menerima," jelasnya.
Menurut data, jumlah korban lumpur yang belum menerima ganti rugi itu puluhan ribu KK, diantaranya 7.000 KK dari Perumahan Tanggulangin Sejahtera (Perumtas ) I.
Setelah melakukan aksi di Kantor BPLS, para pengunjuk rasa bergerak ke Kantor PT Minarak Lapindo Jaya di Jln. Mayjen Sungkono untuk tujuan yang sama.
Saat ini di depan kantor PT Minarak Lapindo Jaya sudah ada 1.200 polisi dari Polresta Surabaya Utara, Polwiltabes Surabaya dan Polda Jatim yang bersiaga.
(ant/okz/Pro Syariah)
11 Februari 2009
Indonesia Bantu USD1 Juta untuk Kebakaran Australia Sementara Ribuan Korban Lumpur Lapindo Demo BPLS
Label:
Berita Nasional,
Politik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar