22 Februari 2009

AS Mengaku Berhasil Temukan Bin Laden!

Menggunakan sebuah peralatan canggih untuk melacak keberadaan seseorang, seorang pakar geografi AS mengaku menemukan pimpinan Al-Qaeda, Osama bin Laden yang selama selama bertahun-tahun diburu AS.
“Dia berada di baratlaut Pakistan, mungkin sedang duduk bersantai-santai, kata pakar geografi asal Universitas California, Thomas W. Gillespie.
Gillespie selaku kepala studi tersebut mengatakan Bin Laden kemungkinan besar berada di kota Parachinar, Pakistan.
Dia mengatakan dalam studinya yang berdasarkan prinsip dua ahli geografi dalam menemukan persembunyian Bin Laden, dia menggunakan peralatan khusus untuk melacak Bin Laden
Salah satu prisip dikenal sebagai “Teori Tanpa-Jarak”, dimana suatu teori tentang perpindahan seseorang yang memilih tempat serupa dengan kampung halamannya.
Sedang prinsip kedua dikenal dengan “Teori Biografis Pulau”, menyebutkan seseorang melakukan perpindahan ke tempat dimana dia dapat memenuhi kebutuhannya.
Bin Laden diperkirakan melakukan perpindahan tersebut setelah AS menuding kelompok pejuang Islam Taliban dan Al-Qaeda sebagai dalang di balik tragedi 11 September 2001.
Namun meski AS dan sekutunya telah memberikan harga $ 25 juta bagi kepala Bin Laden, dia masih tak terlacak dan beberapa kali mampu mengirimkan pesan video dan rekaman suara kepada AS.
Bulan lalu, Presiden AS Barack Obama mengatakan menangkap Bin Laden akan menjadi prioritas utama AS selama masa pemerintahannya.
Para peneliti melakukan pelacakan Bin Laden dimulai dengan memantu tempat terakhir dia diketahui, yaitu di Tora Bora, kawasan Timur Afghanistan.
Menyisir wilayah perbatasan Afghanistan, mereka memperkirakan Bin Laden melakukan perjalanan ke Pakistan sebelum akhirnya menetap di Parachinar, kota terbesar di propinsi tersebut.
Mereka juga menyebutkan tiga bangunan yang mungkin menjadi tempat persembunyian Bin Laden, dua buah bangunan dikenali sebagai rumah tinggal, sedang sisanya kemungkinan adalah penjara atau kantor militer.
“Namun tesis kami ini terus mengalami penerimaan dan penolakan, seperti ilmu pengetahuan lainnya,” kata Gillespie.
Kim Rossmo, Direktur Pusat Penelitian Geospatial Universitas Texas mengatakan teknik ini sebelumnya berhasil digunakan untuk melacak buronan, seperti Raymond Lopez yang didakwa melakukan 139 perampokan di AS.
Para peneliti telah mengirimkan hasil studi mereka ke FBI, namun belum ada tanggapan yang jelas hingga saat ini.
“Pihak militer dan agen rahasia harus memperhatikan laporan kami, dimana terdapat informasi yang tidak mereka ketahui sebelumnya,” imbuh Rossmo.
“Ini menyangkut Osama Bin Laden, bukan sebuah kasus X belaka.” (iol) dikutip oleh http://www.suaramedia.com

Komentar :
Jika benar AS bisa mendeteksi keberadaan Usamah bin Laden seharusnya tidak perlu berkoar-koar. Cukup menangkapnya dan diadili. Masalahnya ketika Usamah ditangkap, AS tidak punya lagi kambing hitam. Fidel Castro sendiri mengatakan Al-Qaidah dibentuk oleh badan intelejen AS, CIA lewat "Operasi Cyclone". CIA membiayai dan merekrut orang-orang militan di Afghanistan untuk melawan invasi Uni Sovyet yang kala itu menjadi musuh besar AS.
Lepas dari benar tidaknya AS bisa mendeteksi keberadaan Usamah, yang jelas atas alasan memburu Usamah dan Al-Qaidahlah AS telah meluluhlantakan dan membunuhi rakyat Afganistan yang tidak bersalah. Laporan UNMA mencatat, jumlah warga sipil yang tewas di Afghanistan telah meningkat 40%. Pada tahun 2008, sebanyak 2118 warga sipil tewas sementara tahun 2007 sejumlah 1523 orang.
Baru-baru ini, Obama mengumumkan rencana memperkuat pasukan Amerika di Afganistan dari 36 ribu menjadi 60 ribu pasukan dalam satu setengan tahun ini.
Apakah informasi mengenai kemampuan AS untuk mendeteksi keberadaan Usamah bin Laden akan mengentikan penjajahan AS di Afghanistan? Jawabnya sudah pati tidak.

Sumber : Suara Media, 22 Februari 2009


Bookmark and Share

Tidak ada komentar:

Related Posts with Thumbnails