JAKARTA--Pengamat perminyakan, Kurtubi menyambut baik keputusan pemerintah menurunkan harga premium dan solar bersubsidi, namun seharusnya harga premium bisa lebih diturunkan lagi menjadi Rp4.500 perl iter.
"Kalau menggunakan acuan biaya pokok BBM, maka harga premium dan solar masih bisa turun ke level Rp4500 per liter," katanya di Jakarta, Senin.
Menurut dia, biaya pokok BBM bisa ditekan karena adanya faktor kewajiban pasok ke dalam negeri (domestic market obligation/DMO) dan PT Pertamina (Persero) yang berskala besar dan terintegrasi.
Pemerintah terhitung mulai Senin ini pukul 00.00 WIB menurunkan harga premium dari Rp5.500 menjadi Rp5.000 per liter dan solar bersubsidi dari Rp5.500 menjadi Rp4.800 per liter.
Pemerintah berharap melalui penurunan harga BBM ini akan semakin meningkatkan daya beli masyarakat khususnya dalam menghadapi situasi krisis global yang diperkirakan mempengaruhi kinerja perekonomian nasional tahun 2009.
Penurunan ini merupakan kedua kalinya setelah per 1 Desember 2008, pemerintah menurunkan harga premium dari Rp6.000 menjadi Rp5.500 per liter.
Anggota Komisi VII DPR Alvin Lie juga berpendapat harga premium masih bisa diturunkan menjadi Rp4.000 dan solar menjadi Rp3.500 per liter.
"Saya yakin pemerintah masih bisa turunkan lagi premium jadi Rp4.000 dan solar Rp3.500 per liter," katanya.
Sedang, Anggota Komisi VII DPR Muhammad Nadjib dapat memahami besaran penurunan BBM, mengingat sulitnya memprediksi harga minyak dunia.
"Harga minyak di kisaran 40-50 dolar AS per barel memang belum stabil. Banyak yang memperkirakan akan naik menuju 60-70 dolar AS per barel meski tidak diketahui juga waktunya," ujarnya.
Namun, Kurtubi menambahkan, meski kurang signifikan, penurunan BBM akan mampu mendorong perekonomian dalam negeri dengan mendorong sektor riil dan meningkatkan daya beli masyarakat.
Ia mengatakan, meski paskapertemuan OPEC di Aljazair harga minyak mentah naik ke level 70 dolar AS per barel.
"Subsidi BBM yang akan timbul harus dilihat sebagai biaya untuk stimulasi ekonomi menghadapi resesi global. Toh, negara lain juga mengeluarkan biaya stimulasi ekonomi," katanya.
Stimulasi ekonomi dengan menurunkan harga BBM akan secara langsung mendorong ekonomi dan dampaknya langsung ke masyarakat.
"Berbeda dengan stimulasi lewat proyek-proyek infrastruktur, yang dampaknya butuh waktu lama," ujarnya. ant/fif
http://www.republika.co.id (Senin, 15 Desember 2008 pukul 10:42:00 )
15 Desember 2008
Pengamat : Seharusnya Harga Premium Bisa 4.500 Rupiah
Label:
Berita Nasional,
Ekonomi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar