26 Desember 2008

Mufti Agung Rusia Mulai Gandrung Istilah “Islam Moderat”

Hidayatullah.com—Baru-baru ini, Mufti atau ulama Rusia, Syeikh Ravil Gainutdin, mendorong pemerintah untuk memberdayakan kalangan “Muslim moderat”. Menurutnya, campur tangan pemerintah dalam berbagai cara dalam hal itu sangat penting jika tidak ingin fundamentalisme muncul dan menjadi ancaman bersama.

Syeikh Gainutdin yang juga Ketua Dewan Mufti Rusia mengatakan hal tersebut dalam diskusi tentang Akar Masalah Terorisme bersama Duta Besar RI untuk Rusia, Hamid Awaludin, di Moskow, Selasa (23/12).

“Radikalisme” dan “fundamentalisme”, menurut Syeikh Gainutdin, disebabkan rendahnya pendidikan, masalah kemiskinan dan ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah. Itu merupakan konsep yang kurang diakui banyak negara Barat.
Ia menambahkan, “Islam moderat” sangat penting di negara mana pun, termasuk di Indonesia dan Rusia. Pemahaman pengetahuan ajaran Islam yang mendalam dan maraknya toleransi dalam kehidupan beragama, dapat menghindarkan pemikiran radikal dan fundamental yang mengarah pada aksi-aksi kekerasan.

Hamid menjelaskan, masyarakat dan pemerintah tidak boleh merasa cukup hanya fokus pada pemberantasan tindakan teror dan pemberangusan organisasi di belakangnya.

"Hal-hal yang menjadi sebab musababnya juga harus disentuh," katanya.

Pemberantasan kemiskinan dan keterbelakangan pendidikan menjadi sangat penting dalam konteks Indonesia dan Rusia. Sebab, di kedua negara itu, dua hal tersebut masih menjadi masalah. "Keduanya ada kemiripan peta masalah," tambah Hamid.

Menurut Hamid, keterbelakangan pendidikan, perubahan politik, kemiskinan atau masalah ekonomi dan ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah dapat mengarah pada radikalisme dan fundamentalisme.

Menurut Syeikh Gainutdin, umat Muslim Rusia merupakan umat Muslim yang cinta damai, berpendidikan dan bersikap toleran terhadap agama lain.

“Salah satu tugas utama Dewan Mufti Rusia adalah terus berupaya menanamkan pendidikan keagamaan terhadap warga Rusia,” ujarnya.

Saat ini, di Rusia terdapat lebih dari 24 juta orang menganut Islam. Wilayah terbesar adalah Republik Tatarstan, Republik Chechnya, Republik Dagestan dan Republik Ingushetie, serta kota-kota lainnya seperti Moskow, St Petersburg dan Nizhny Novgorod.

Sama seperti di Indonesia, banyak ormas Islam begitu gandrung istilah “Islam Moderat”. Istilah ini, biasanya digunakan pengamat Barat untuk memuji-muji mereka yang tak memusuhi Barat dan “memecah” antar kelompok Islam. [dc/atj/www.hidayatullah.com,26 December 2008 06:48]

Bookmark and Share

Tidak ada komentar:

Related Posts with Thumbnails