Salah el-Bardaweel, yang juga adalah anggota parlemen HAMAS, mengatakan melalui telepon kepada kantor berita lokal Maan, yang berpusat di Bethlehem, "HAMAS menangani secara positif dengan Mesir pilihan mengenai gencatan senjata tersebut".
Namun, ia menambahkan gerakannya memerlukan "penjelasan bagi masalah spesifik yang telah ditangani Israel". Israel telah menolak untuk mengizinkan sebagian barang "yang diklaimnya akan digunakan dalam pembuatan senjata".
HAMAS menyepakati pembentukan satu komite guna membangun apa yang telah rusak selama serangan Israel ke Jalur Gaza. HAMAS juga setuju untuk bergabung dalam pembicaraan perujukan nasional di Kairo pada 22 Februari.
Delegasi HAMAS bertemu dengan kepala dinas intelijen Mesir Omar Suleiman, dan mereka telah membahas tiga masalah utama: gencatan senjata dengan Israel, pembicaraan mengenai perujukan antar-Palestina dan pembangunan kembali Jalur Gaza, katanya.
Ketika ditanya mengenai gencatan senjata dengan Israel, al-Bardaweel mengatakan HAMAS berhati-hati menangani persyaratan Israel guna mencapai gencatan senjata di Jalur Gaza.
Ia mengatakan Israel ingin mencabut 75 persen blokade yang diberlakukan atas Jalur Gaza, dan negara Yahudi tersebut akan mencabut blokade secara total jika HAMAS membebaskan prajurit Israel yang ditahan oleh gerakan itu Gilad Shalit.
Israel akan melarang 25 persen barang memasuki Jalur Gaza, dan menyatakan HAMAS menggunakannya dalam pembuatan senjata.
Al-Bardaweel menyatakan HAMAS menanggapi itu dengan mengatakan, "Kami setuju dengan ini, dan kami juga setuju untuk menangani masalah Shalit dalam beberapa hari ini. Tapi kami meminta perincian lebih lanjut mengenai barang apa yang akan dilarang".
"HAMAS siap melakukan pertukaran tahanan kapan saja," katanya. Ditambahkannya, "HAMAS akan menghentikan penembakan roket, tapi kami ingin Mesir menekan faksi bersenjata lain untuk juga melakukan tindakan yang sama".
Mengenai penyelundupan senjata yang dibicarakan Israel, ia berkata, "Kami bukan negara independen yang dapat mencegah penyelundupan dan kami tak menerima pelarangan senjata karena ini akan menghentikan perlawanan bersenjata melawan pendudukan."
Tokoh oposisi Israel, Benjamin Netanyahu, bertekad akan menumpas Hamas kalau ia terpilih sebagai perdana menteri minggu depan.
Sementara itu, Netanyahu, tokoh Partai Likud bekas perdana menteri dan calon terdepan dalam pemilihan umum untuk menggantikan PM Ehud Olmert, hari ini mengecam strategi yang dijalankan Olmert di Palestina. Katanya, perang di Jalur Gaza telah dihentikan secara prematur dan Israel mestinya melanjutkan perang itu untuk menumpas Hamas.
Serangan selama tiga minggu itu telah menghancurkan Jalur Gaza dan menewaskan 1.300 orang Palestina dan 13 orang Israel.
Calon PM lainnya adalah menteri Luar Negeri Tzipi Livni dari partai Kadima yang berkuasa. Ia juga bertekad akan terus menyerang Hamas kalau perlu. Tapi, Menteri Pertahanan Ehud Barak, yang juga mencalonkan diri, menentang dilancarkannya serbuan baru di Gaza. Israel dan Hamas menghentikan pertempuran dua minggu lalu, tapi serangan-serangan sporadis masih terus terjadi.
(ant/komp/Pro Syariah)
04 Februari 2009
Hamas Tanggapi Positif Gencatan Senjata, Netanyahu Janji Tumpas Hamas
Label:
Berita Dunia,
Politik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar