WASHINGTON - Salah satu fund manager kakap yang pernah dituding menjadi pemicu krisis ekonomi dunia yang melanda kawasan Asia Pasifik pada 1998 lalu, George Soros berkomentar tentang langkah bisnisnya, seiring dengan kian memburuknya ekonomi AS.
Seperti dilansir dari Reuters, Selasa (20/1/2009), Soros mengomentari soal pengucuran paket stimulus pemerintah AS untuk membenahi sektor keuangan.
Paket stimulus tersebut saat ini memang dianggap banyak pihak, sebagai salah upaya yang ampuh bagi rakyat AS guna menyelamatkan sektor keuangan, yang terpukul dampak dari krisis keuangan.
Sayangnya, Soros berpendapat berbeda. Dia mengatakan, bahwa paket stimulus itu tidak akan mampu membalikkan kondisi ekonomi Paman Sam yang kini porak-poranda. "Paket tersebut belum cukup untuk membalikkan situasi sekarang ini," ujar Soros, dalam pertemuan para walikota di AS terkait dengan paket stimulus senilai USD850 miliar yang diajukan tim ekonomi Barack Obama.
Program yang diajukan ke DPR AS� yang akan disetujui bulan depan, diakuinya dapat membantu neraca pembayaran pemerintahan daerah dan membantu mempertahankan pelayanan sosial yang penting.
Namun, untuk paket berupa akses dana paket penyelamatan industri keuangan atau Troubled Asset Relief Programme (TARP) ala pemerintah Bush senilai USD700 miliar untuk membenahi sektor keuangan, dinilai merupakan kebijakan yang berbahaya dan tanpa pertimbangan.
Menurut Soros, paket itu justru akan menjadi sentimen negatif bagi ekonomi AS. Pasalnya jumlahnya terlalu besar serta tidak ada rencana yang memadai. Pendapat Soros itu mungkin ada benarnya, terlihat dari masih buruknya kinerja perusahaan-perusahaan sektor keuangan meski sektor itu sudah mendapat talangan cukup besar.
Soros mengatakan, bahwa menggunakan dana itu yang hanya USD350 miliar untuk merekapitalisasi perbankan tidak akan mencukupi. Jika memang ingin membenahi sektor finansial, mungkin jumlahnya lebih dari USD700 miliar. Selanjutnya, tambahnya tanpa langkah kebijakan radikal dan non-ortodoks, mustahil krisis keuangan yang melilit Negeri Paman Sam akan terselesaikan.
Dia memperkirakan krisis di sektor perumahan, sebagai pemicu hancurnya sektor keuangan AS, akan menjadi semacam detonator yang siap meledakkan gelembung yang jauh lebih besar lagi.
Sebelumnya, pemerintah AS memang hanya mengucurkan separuh dari USD700 miliar untuk program talangan, yang dibagi untuk sektor keuangan dan sektor automotif, meski porsi sektor finansial lebih besar. Sementara separuhnya baru akan digunakan untuk program talangan melalui pemerintahan Barack Obama.
Sebagai informasi, George Soros tertarik mengumpulkan saham-saham produsen batu bara, termasuk saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI).
Tak mau kehilangan kesempatan, Soros langsung membeli 2,9 juta lembar saham Arch Coal Inc atau dua persen dari total kepemilikan saham perusahaan batu bara terbesar kedua di Amerika ini. Hal ini terbukti pada laporan Bapepam-LK setempat. (ade)
(Okezone, Selasa, 20 Januari 2009 - 14:12 wib)
20 Januari 2009
George Soros: Paket Stimulus Ekonomi Tak Bangkitkan Ekonomi AS
Label:
Berita Dunia,
Ekonomi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)





Tidak ada komentar:
Posting Komentar